Materi Kimia
Materi Kimia
Kata Kunci: asam dan basa, basa dan garam, zat kimia, zat-zat kimia
Ditulis oleh Utiya Azizah pada 28-02-2010
Asam, basa dan garam merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya. Karena pada umumnya asam bersifat masam dan basa berasa agak pahit. Akan tetapi rasa sebaiknya jangan dipergunakan untuk menguji adanya asam atau basa, karena Anda tidak boleh begitu saja mencicipi zat-zat kimia yang belum dikenal karena banyak diantaranya yang bersifat racun atau bersifat korosif.
1. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan
Apa yang terdapat dalam pikiran Anda ketika mendengar kata asam? Apakah Anda berpikir pada suatu benda yang rasanya masam atau asam adalah suatu zat yang dapat membakar kulit Anda dan melarutkanlogam? Semua itu tergantung dari sifat khas beberapa asam.Pernahkah Anda membersihkan saluran yang tersumbat dengan pembersih saluran? Meminum obat anti maag (antasid) untuk mengatasi gangguan sakit perut dan merasakan licinnya sabun? Hal ini berarti Anda telah berpengalaman dengan sifat kimia basa.
 Asam  mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa  jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan  (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang  dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basamempunyai rasa pahit. Tetapi,  rasa sebaiknya jangan digunakan untukmenguji adanya asam dan basa,  karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak  jaringan.
Asam  mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa  jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan  (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang  dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basamempunyai rasa pahit. Tetapi,  rasa sebaiknya jangan digunakan untukmenguji adanya asam dan basa,  karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak  jaringan.17
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun Anda telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.
18

Beberapa asam yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Beberapa Asam dan Basa Yang Telah Dikenal
19

Asam juga merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Produk rumah tangga apa yang mengandung basa? Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
5 Larutan   (KLS XI)
  

 
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep larutan elektrolit dan elektrokimia
2. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai larutan
4. Menerapkan konsep reaksi redoks dalam elektrokimia
5. Menggunakan satuan konsentrasi dalam membuat larutan
Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non-elektrolit      berdasarkan    sifat hantaran listrik.
2. Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan.
3. Siswa mampu menjelaskan sifat koligatif larutan.
4. Siswa mampu menjelaskan pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut dan menghitung  tekanan uap larutan.
5. Siswa dapat menghitung penurunan titik beku dan tekanan osmosis larutan.
6. Siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dengan tingkat kelarutan atau
    pengendapannya berdasarkan percobaan.
 
 
5.1 Pendahuluan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep larutan elektrolit dan elektrokimia
2. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai larutan
4. Menerapkan konsep reaksi redoks dalam elektrokimia
5. Menggunakan satuan konsentrasi dalam membuat larutan
Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan sifat hantaran listrik.
2. Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan.
3. Siswa mampu menjelaskan sifat koligatif larutan.
4. Siswa mampu menjelaskan pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut dan menghitung tekanan uap larutan.
5. Siswa dapat menghitung penurunan titik beku dan tekanan osmosis larutan.
6. Siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannya berdasarkan percobaan.
Gambar 5.1 Proses pelarutan secara umum
Larutan merupakan fase yang setiap  hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau  lebih zat yangmasing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara  fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang  mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain  larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja. Komponen dari larutan  terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat  dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut
merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk  melalui pencampuran dua atau lebih zat murni
yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas  bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas  adalah larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikanseperti Gambar 6.1  di atas.
Jenis-jenis larutan
o Gas dalam gas - seluruh campuran gas
o Gas dalam cairan – oksigen dalam air
o Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
o Padatan dalam cairan – gula dalam air
o Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
o Cairan dalam padatan - Hg dalam perak
o Padatan dalam padatan - alloys 
ELEKTROLIT (kls XI)
Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapatdikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi
sempurna. Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada elektrode.
Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit
ionisasi (terion tidak sempurna). Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada elektrode.
Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Secara umum, perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
dapat disimpulkan sebagai berikut.
| No. | Elektrolit Kuat | Elektrolit Lemah | 
| 1 | Dalam larutan terionisasi sempurna | Dalam larutan terionisasi sebagian | 
| 2 | Jumlah ion dalam larutan sangat banyak | Jumlah ion dalam larutan sedikit | 
| 3 | Menunjukkan daya hantar listrikyang kuat | Menunjukkan daya hantar listrik yang lemah | 
| 4 | Derajat ionisasi mendekati 1(α=1) | Derajat ionisasi kurang dari 1 (α < 1) | 
 Gambar 4.2(a) Larutan
Gambar 4.2(a) Larutan 
Jawaban Latihan Ulangan  
Kelas I (satu)
 1. 1  mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau  molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya   =      Mr senyawa itu. 
2. Tetapan Avogadro  
L = 6.023 x 1023 
L = 6.023 x 1023
3. Jumlah mol = Tetapan Avogadro X Jumlah partikel
4. = 3.01 x 1023 partikel = 0.5 mol
6.023 x 1023 partikel/mol
5. = 1.5 mol X 6.02 x 1023 partikel/mol = 9.03 x 1023
6. He(2) = 2, Ne(10) = 2,8, Ar(18) = 2,8,8, Kr(36) = 2,8,18,8, Ru(44)= 2,8,18,16
7. a. Natrium dioksida, b.Natrium Phospat, c. Dikloro tetraoksida
8. a. Periode ke 3 Golongan 2A, b. Periode ke 4 Golongan 4A, c.Periode ke 7 Golongan 2A
9. a.PCl5, b. Na2CO3, c. KNO3
10. = (1x2) + (32X1)+(16X4) = 2+32+64 = 98
Kelas II (dua)
1.  Atom C Primer = atom C yang mengiikat 1 atom C lainnya, Atom C Sekunder  = Atom C yang mengiikat  2  atom  C lainnya, Atom C Tersier =atom C  yang mengikat 3 atom C lainnya, dan Atom C kuarterner = atom C yang  mengikat 4 atom C lainnya.
2. Hidrokarbon Jenuh = berikatan atom karbonnya tunggal, Hidrokarbon tak Jenuh = Ikanatan atom karbonnya rangkap.
3. gas, bensoll(afture), bensin(premium), kerosin (minyak tanah), solar, pelumas, parafin(lilin) aspal (residu)
4. Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b
5. Pembuatan Amonia untuk pembuatan pupuk anorganik seperti Urea,  Pembuatan berbagai bahan plastik
6.  Untuk mempercepat Laju Reaksi dapat digunakan katalisator
7.  1. Faktor Konsentrasi, 2. Suhu, 3. Tekanan, 4. Volume, 5. Katalisator
8. Adalah peristiwa/proses kimia yang berhubungan dengan perubahan enthalphi serta suhu yang menyertai perubahan tersebut.
9.  Endoterm=terjadi peyerapan suhu dari lingkungan ke sistem contohnya  pada alat pendingin, Eksoterm=terjadi pelepasan suhu dari sistem  ke  lingkungan  contohnya pada preistiwa pembakaran.
10. Entalphi H = H akhir - H awal
 
Sentrifugasi pada Pemisahan Campuran (Kls XII Smt Genap)
Ditulis oleh Zulfikar pada 02-01-2011
Campuran  heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan  sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya  grafitasi berjalan sangat lambat. Beberapa campuran senyawa yang  memiliki sifat seperti ini adalah koloid, seperti emulsi.
Salah  satu teknik yang dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran ini  adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan dalam untuk  mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada  partikel-partikelnya.
Pemisahan  sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal  pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau  silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran  tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak  terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding  luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya  inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan  terakumulasi membentuk endapan (Gambar 15.6).
Gambar 15.6. Pengendapan dengan teknik sentrifugasi
Mari  kita perhatikan proses pembuatan minyak kelapa, dimana teknik pemisahan  sentrifugasi cukup berperan. Buah kelapa dihancurkan, dan diperas  sehingga didapat bagian santan. Didalam santan terdapat campuran minyak  dengan air. Dengan melakukan sentrifugasi dengan kecepatan antara  3000-3500 rpm, maka terjadi pemisahan dan terdapat dua bagian yaitu  fraksi kaya minyak (krim) dan fraksi miskin minyak (skim). Selanjutnya  krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk  memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Dalam  pengolahan minyak kelapa, sering juga dilakukan modifikasi khususnya  dalam pemisahan krim untuk mendapatkan bagian minyak. Modifikasi  tersebut dilakukan dengan cara pemanasan krim, dan akan dihasilkan  padatan dan minyak, selanjutnya dengan penyaringan kita dapatkan minyak  kelapa yang bersih dan jernih.
Hukum Kesetimbangan (kelas 2 semester genap)
Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 20-04-2009
Hukum Guldberg dan Wange:
Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka  hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali  konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu  dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B ↔ c C + d D maka:
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B ↔ c C + d D maka:
Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b
Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Jika  zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang  dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.Contoh: C(s) + CO2(g)  ↔  2CO(g)Kc = (CO)2 / (CO2)Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larutsaja.Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) ↔ Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) ↔ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)
Contoh soal:
1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:
AB(g) + CD(g)  ↔  AD(g) + BC(g)
Setelah  kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD  dan BC. Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan  untuk reaksi ini !
Jawab:
Perhatikan  reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi)  sebanyak 3/4 mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya  sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:
Dalam keadaan kesetimbangan:
(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 – 3/4 = 1/4 n mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 – 3/4 = 1/4 n mol/l
Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 9
2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:
A(g) + 2B(g)  ↔   4C(g)
sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g) ↔ 1/2A(g) + B(g)
2C(g) ↔ 1/2A(g) + B(g)
Jawab:
- Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25
- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2
- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ↔ K2 = 2
- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2
- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ↔ K2 = 2
Konsep Mol (Kelas 1 semester genap)
Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 03-04-2009
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.
Jika bilangan Avogadro = L maka :
| L = 6.023 x 1023 | 
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat
Contoh:
Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?
Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.
Kekhasan Atom Karbon (kelas 3 semester ganjil)
Ditulis oleh Ratna dkk pada 28-12-2009
Atom  karbon (C) dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2, L = 4.  C mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan  kovalen serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis. Sebagai contoh,  dapat dilihat molekul CH4 (metana) yang memiliki diagram yang cukup  sederhana dibawah ini.
Selain  itu kemampuan diatas, atom karbon juga dapat membentuk ikatan dengan  atom karbon lain untuk membentuk rantai karbon yang terbuka, terbuka  bercabang dan tertutup. Contoh rantai karbon dapat digambarkan dengan  rumus struktur berikut :
Dapatlah sekarang  dimengerti bahwa jumlah senyawa karbon demikian banyaknya walaupun jumlah jenis unsur pembentuknya sedikit.
Kini  kita dapat mulai membuat klasifikasi hidrokarbon, yang merupakan  senyawa yang  hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Senyawa-senyawa  karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon ini.  Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama : hidrokarbon  alifatik dan hidrokarbon aromatik. Termasuk di kelompok pertama adalah  senyawa yang berantai lurus, berantai cabang dan rantai melingkar.  Kelompok kedua, hidrokarbon aromatik, biasanya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.  Berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbonnya, hidrokarbon alifatik  masih dapat dibedakan lagi menjadi dua sub-kelompok, yakni hidrokarbon  jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon, serta hidrokarbon  tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua, atau  ikatan rangkap tiga.
Karena  senyawa hidro karbon terdiri atas karbon dan hidrogen, maka salah satu  bagian dari ilmu kimia yang membahas segala sesuatu tentang senyawa  hidrokarbon disebut  kimia karbon. Dulu ilmu kimia karbon disebut kimia  organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat diperoleh dari  tubuh makhluk hidup dan tidak dapat disintesis dalam pabrik.
Pada  tahun 1928, Friedrich Wohler berhasil mensintesis urea (suatu senyawa  yang terdapat dalam air seni) dari senyawa anorganik yaitu amonium  sianat – dengan jalan memanaskannya.
Reaksi pemanasan amonium sianat oleh Wohler
Setelah  keberhasilan Wohler diketahui, banyaklah sarjana lain yang mencoba  membuat senyawa karbon dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang  arti hidup hilang dan orang hanya menggunakan kimia organik sebagai  nama saja tanpa disesuaikan dengan arti yang sesungguhnya. Sejak saat  itu banyak senyawa karbon berhasil disintesis dan hingga sekarang lebih  dari 2 juta senyawa karbon dikenal orang dan terus bertambah setiap  harinya. Apa sebabnya jumlah senyawa karbon sedemikian banyak bila  dibandingkan dengan jumlah senyawa anorganik yang hanya sekitar seratus  ribuan?
Selain  perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang menyebabkan kimia karbon  dibicarakan secara tersendiri, karena memang terdapat perbedaan yang  sangat besar antara senyawa karbon dan senyawa anorganik seperti yang  dituliskan pada tabel berikut.
Hidrokarbon  adalah sejenis senyawa yang banyak terdapat dialam sebagai minyak bumi.  Indonesia banyak menghasilkan senyawa ini dalam bentuk minyak bumi yang  mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Senyawa hidrokarbon terdiri dari :
- Alkana (CnH2n+2)
- Alkena (CnH2n)
- Alkuna (CnH2n-2)
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit (kelas 2 smt ganjil)
Ditulis oleh Utiya Azizah pada 24-02-2010
Berdasarkan  sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan  elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non  elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan  mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan  tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat  ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah  larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit  adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran  listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit  seperti pada Gambar 7. Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka  lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan  pada salah satu atau kedua elektroda.
Contoh  lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion  positif dan ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation  dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl adalah  contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari larutan non elektrolit. Perhatikan reaksi berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
Persamaan Reaksi
Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 04-04-2009
PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT
- Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
- Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
- Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya sama)
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari
HNO3 (aq) + H2S (g) →   NO (g) + S (s) + H2O (l)
Cara  yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan  memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:
a HNO3 + b H2S →   c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e → 3a = a + e → e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a → 2b = 3a → b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
atom O : 3a = c + e → 3a = a + e → e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a → 2b = 3a → b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :
2 HNO3 + 3 H2S →  2 NO + 3 S + 4 H2O
Penyetaraan Reaksi Kimia
Ditulis oleh Zulfikar pada 06-04-2010
Dasar  untuk penyetaraan reaksi kimia adalah hukum kekalan massa yang diajukan  oleh Lavoiser, dan dinyatakan”Dalam sebuah reaksi, massa zat-zat  sebelum bereaksi sama dengan massa zat sesudah bereaksi”. Hal ini  menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada massa yang hilang selama  berlangsung reaksi.
Dalam  persamaan reaksi kimia terdapat dua daerah, daerah dimana zat sebelum  bereaksi di sebelah kiri tanda panah dan daerah dimana zat telah  bereaksi di sebelah kanan tanda panah. Untuk lebih mudahnya perhatikan  bagan reaksi 2.14.
Bagan. 2.14. Bagan reaksi yang menyatakan zat sebelum dan sesudah reaksi
Di  kedua daerah tersebut, kita akan mendapatkan informasi bahwa zat  sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, kesamaan ini dapat ditunjukkan  dengan kesetaraan jumlah atom, atau jumlah massa. Contoh di bawah ini  dapat menjelaskan informasi apa saja yang kita dapat dari sebuah  persamaan reaksi
C + O2  → CO2
Persamaan  reaksi ini benar jika jumlah atom karbon di sebelah kiri tanda panah  (sebelum bereaksi) sama dengan jumlah atom sebelah kanan tanda panah  (sesudah reaksi). Demikian pula dengan atom Oksigen sebelum dan sesudah  reaksi adalah sama. Lihat bagan reaksi 2.15.
Dari  gambar tampak bahwa jumlah atom C di sebelah kiri dan kanan adalah  sama, sebanyak 1 buah. Demikian pula untuk atom O jumlahnya sama yaitu 2  buah. Dengan demikian persamaan reaksi ini sudah benar.
Informasi  lain adalah jumlah massa Karbon dan Oksigen sebelum dan sesudah reaksi  adalah sama, misalnya terdapat 12 gram karbon dan 32 gram oksigen  sebelum bereaksi, berdasarkan kesetaraan jumlah atom yang sama, maka  secara otomatis jumlah zat yang terjadi juga memiliki komposisi massa  yang sama. Senyawa CO2, mengandung 12 gram C dan 32 gram O, perhatikan  persamaan reaksi pada bagan reaksi 2.16.
Bagan 2.16. Bagan reaksi yang menggambarkan kesetaraan massa dari atom C dan O di sebelah kiri dan kanan tanda panah
Umumnya persamaan reaksi dituliskan belum sempurna, dimana jumlah atom sesudah dan sebelum bereaksi belum sama seperti :
N2 + H2  →  NH3
Jumlah  atom N sebelah kiri tanda panah sebanyak 1 buah, di sebelah kanan tanda  panah 1 buah, sehingga yang di sebelah kanan tanda panah dikalikan 2.  Akibat perkalian ini jumlah atom H di sebelah kan menjadi 6 buah,  sedangkan di sebelah kiri terdapat 2 buah. Untuk menyetarakan jumlah  atom H, maka atom H sebelah kiri dikalikan 3. Lihat bagan reaksi 2.17.
Bagan 2.17. Bagan reaksi yang menggambarkan tahap penyetaraan persamaan reaksi pembentukan NH3
Angka pengali yang dipergunakan untuk menyetarakanan reaksi, selanjutnya dimasukan ke dalam persamaan reaksi.
Mengukur jari-jari atom
Tidak  seperti halnya bola, sebuah atom tidak memiliki jari-jari yang tetap.  Jari-jari atom hanya bisa didapat dengan mengukur setengah dari jarak  antara dua buah atom yang berapitan.
Gambar  pada bagian kiri menunjukkan atom yang berikatan. Kedua atom ini saling  menarik satu sama lain sehingga jari-jarinya lebih pendek dibandingkan  jika mereka hanya bersentuhan. Hal ini kita dapatkan pada atom-atom  logam di mana mereka membentuk struktur logam atau atom-atomnya secara  kovalen berikatan satu sama lain. Tipe dari jari-jari atom seperti ini  disebut jari-jari (radius) logam atau jari-jari kovalen, tergantung dari  ikatannya.
Gambar  pada bagian kanan menunjukkan keadaan di mana kedua atom hanya  bersentuhan. Daya tarik antar keduanya sangat sedikit. Tipe dari  jari-jari atom seperti ini dinamakan jari-jari (radius) van der Waals di mana terjadi daya tarik yang lemah di antara kedua atom tersebut.
Kecenderungan jari-jari atom pada tabel periodik
Pola  kecenderungan jari-jari atom tergantung dari jenis jari-jari atom mana  yang ingin kita ukur – tapi pada prinsipnya pola seluruhnya sama.
Diagram-diagram  di bawah ini menunjukkan jari-jari logam untuk elemen-elemen logam,  jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang membentuk ikatan kovalen dan  jari-jari van der Waals untuk elemen-elemen yang tidak membentuk ikatan  (misalnya unsur gas mulia).
Kecenderungan jari-jari atom pada periode 2 dan 3
Kita  dapat segera memperkirakan bahwa jari-jari atom pada golongan yang sama  akan semakin besar jika letak atom itu pada tabel periodik semakin di  bawah. Alasannya cukup kuat – karena kulit elektron semakin bertambah.
Kecenderungan jari-jari atom menyusur satu periode
Kita  perlu mengabaikan jari-jari gas mulia pada setiap periode. Karena neon  dan argon tidak membentuk ikatan, kita hanya dapat mengukur jari-jari  van der Waals – di mana ikatannya sangatlah lemah. Seluruh atom-atom  lainnya jari-jari atom diukur berdasarkan jarak yang lebih kecil  dikarenakan oleh kuatnya ikatan yang terbentuk. Kita tidak dapat  membandingkan “suatu sifat yang sama” jika kita mengikutsertakan gas  mulia.
Kecuali gas mulia, atom akan semakin kecil menyusur satu periode
Dari litium ke flor, elektron seluruhnya berada pada level dua, yang dihalangi oleh elektron pada 1s2.  Peningkatan jumlah proton pada nukleus seiring dengan menyusurnya  periode akan menarik elektron-elektron lebih kuat. Kecenderungan pada  energi ionisasi yang naik turun tidak kita temui pada radius atom.
Pada  periode dari Natrium ke Klor, kita juga akan menemukan kecenderungan  yang sama. Besar atom dikontrol oleh elektron-elektron pada tingkat ke 3  yang tertarik semakin dekat ke nukleus seiring dengan meningkatnya  jumlah proton.
Kecenderugan pada elemen-elemen transisi
Walaupun pada awal dari elemen-elemen transisi, jari-jari atom sedikit mengecil, besar jari-jari atom hampir seluruhnya sama.
Dalam  hal ini, besar dari jari-jari atom ditentukan oleh elektron-elektron  4s. Penarikan karena naiknya jumlah proton pada nukleus berkurang karena  adanya penghalang tambahan yaitu bertambahnya elektron-elektron pada  orbital 3d.
Memang  hal ini agak sedikit membingungkan. Kita telah mempelajari bahwa  orbital-orbital 4s memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada 3d – di  mana kebalikannya elektron akan menempati 4s sebelum 3d. Artinya,  elektron-elektron 4s dapat kita simpulkan berada pada luar atom dan  menentukan besarnya atom. Hal ini juga berarti orbital 3d berada lebih  dekat dengan nukleus daripada 4s dan berperan sebagai penghalang.
 Radius Ion
 Radius IonIon-ion  tidak memiliki besar yang sama dengan atom asalnya. Bandingkan besarnya  ion natrium dan klor dengan atom natrium dan klor.
Ion Positif
Ion positif lebih kecil dibandingkan dengan atom asalnya. Konfigurasi elektron natrium adalah 2,8,1 ; sementara Na+ adalah 2,8. Kita kehilangan salah satu kulit elektron dan 10 elektron yang tersisa ditarik oleh 11 proton pada nukleus.
Ion Negatif
Ion negatif lebih besar dibandingkan dengan atom asalnya. Konfigurasi elektron klor adalah 2,8,7 ; sementara Cl- adalah  2,8,8. Walaupun elektron-elektron masih berada pada tingkat 3,  penolakan tambahan terjadi karena bertambahnya elektron yang menyebabkan  atom semakin membesar. Ion klor hanya memiliki 17 proton, tetapi mereka  sekarang memiliki 18 elektron.
Perkembangan Teori Pengelompokan UNSUR
Kata Kunci: Hukum oktaf Newlands, Periode dan Golongan, Sistem Periodik Mendeleev, Sistem Periodik Moseley, Triad Dobereiner
Ditulis oleh Ratna dkk pada 14-04-2009
Pada   awalnya,  unsur  hanya  digolongkan  menjadi  logam  dan nonlogam. Dua  puluh unsur yang dikenal pada masa itu mempunyai sifat  yang  berbeda   satu  dengan  yang  lainnya.  Setelah  John  Dalton mengemukakan teori  atom maka terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam pengelompokan  unsur-unsur. Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap  unsur mempunyai atom-atom dengan sifat   tertentu   yang   berbeda    dari   atom   unsur   lain.   Hal   yang membedakan diantara unsur  adalah massanya.
Pada   awalnya  massa  atom  individu  belum  bisa  ditentukan karena atom  mempunyai massa yang amat kecil sehingga digunakan massa atom relatif  yaitu perbandingan massa antar-atom. Berzelius pada  tahun 1814  dan   P.  Dulong  dan  A.  Petit  pada  tahun 1819 melakukan  penentuan   massa  atom  relatif  berdasarkan  kalor  jenis unsur.  Massa  atom   relatif  termasuk  sifat  khas  atom  karena  setiap unsur  mempunyai   massa  atom  relatif  tertentu  yang  berbeda  dari unsur   lainnya.    Penelitian   selanjutnya   melibatkan   Dobereiner, Newlands, mendeleev  dan Lothar Meyer yang mengelompokkan unsur berdasarkan massa atom  relatif.
Triad Dobereiner
Johann   Wolfgang  Dobereiner  pada  tahun  1829  menjelaskan hasil   penelitiannya  yang  menemukan  kenyataan  bahwa  massa  atom relatif  stronsium berdekatan dengan massa rata-rata dua unsur lain yang  mirip   dengan  stronsium  yaitu  kalsium  dan  barium.  Hasil penelitiannya   juga  menunjukkan  bahwa  beberapa  unsur  yang  lain menunjukkan     kecenderungan    yang    sama.    Berdasarkan    hasil penelitiannya,   Dobereiner  selanjutnya  mengelompokkan  unsur-unsur dalam  kelompok-kelompok tiga unsur yang lebih dikenal sebagai triad. Triad  yang ditunjukkan oleh Dobereiner tidak begitu banyak sehingga  berpengaruh terhadap penggunaannya.
Massa Atom Relatif Unsur Triad Dobereiner
Triad Dobereiner
Hukum oktaf Newlands
Hukum  oktaf ditemukan oleh A. R. Newlands pada tahun 1864. Newlands  mengelompok-kan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif  unsur.  Kemiripan  sifat ditunjukkan  oleh  unsur  yang  berseliih satu oktaf  yakni unsur ke
Hukum   oktaf  Newlands  ternyata  hanya  berlaku  untuk  unsur-unsur dengan   massa  atom  relatif  sampai 20 (kalsium).  Kemiripan  sifat terlalu  dipaksakan apabila pengelompokan dilanjutkan.
Sistem Periodik Mendeleev
Dmitri   Ivanovich  Mendeleev  pada  tahun 1869  melakukan pengamatan terhadap  63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur  merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu  akan berulang secara periodik apabila unsurunsur   disusun    berdasarkan   kenaikan   massa   atom   relatifnya. Mendeleev  selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu  lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun  berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu  lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat  dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev     sengaja    mengosong-kan    beberapa    tempat    untuk menetapkan   kemiripan  sifat  dalam  golongan.  Beberapa  kotak  juga sengaja   dikosongkan  karena  Mendeleev  yakin masih  ada  unsur yang belum  dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai    dengan   ramalan   Mendeleev   adalah   germanium   yang sebelumnya  diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.
Sistem Periodik Moseley
Perkembangan   terbaru  mengenai  atom  menjelaskan  bahwa atom  dapat  terbagi   menjadi  partikel  dasar  atau  partikel  subatom. Atom  selanjutnya   diketahui  tersusun  oleh  proton,  elektron  dan netron.  Jumlah   proton  merupakan  sifat  khas  unsur.  Setiap  unsur mempunyai   jumlah  proton  tertentu  yang  berbeda  dari  unsur  lain. Jumlah  proton suatu unsur dinyatakan sebagai nomor atom.
Henry  G. Moseley yang merupakan penemu cara menentukan nomor atom pada tahun   1914 kembali menemukan bahwa sifat-sifat unsur  merupakan  fungsi   periodik  nomor  atomnya.  Pengelompokan yang  disusun  oleh  Mendeleev   merupakan  susunan  yang  berdasarkan kenaikan nomor atomnya.  Penyusunan telurium dan iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa  atom relatifnya ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya.
Henry G. Moseley
Periode dan Golongan
Sistem  periodik modern tersusun berdasarkan kenaikan nomor atom  dan   kemiripan  sifat.  Lajur  horisontal  yang  disebut  periode, tersusun  berdasarkan kenaikan nomor atom sedangkan lajur vertikal yang  disebut   golongan  tersusun  berdasarkan  kemiripan  sifat.  Unsur golongan  A   disebut  golongan  utama  sedangkan  golongan  B  disebut golongan   transisi.  Golongan  dapat  dieri  tanda  nomor  1  sampai  18  berurutan  dari  kiri  ke  kanan.  Berdasarkan  penomoran  ini,   golongan transisi mempunyai nomor 3 sampai 12.
Sistem   periodik  modern  tersusun  atas 7  periode  dan 18 golongan yang  terbagi menjadi 8 golongan utama atau golongan A dan 8 golongan transisi  atau golongan B.
Contoh soal :
Tentukan  periode  dan  golongan  unsur  X,  Y  dan  Z  apabila diketahui konfigurasi elektronnya adalah
X          = 2, 3
Y          = 2, 8, 4
Z          = 2, 8, 7
Jawab:
Unsur    Periode    Golongan
X          2          IIIA
Y          3          IVA
Z          3          VIIA
POLIMER
Ditulis oleh Ratna dkk pada 19-01-2010
Definisi
Polimer  atau kadang-kadang disebut sebagai makromolekul, adalah molekul besar  yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana.  Kesatuan-kesatuan berulang itu setara dengan monomer, yaitu bahan dasar  pembuat polimer (tabel 1). Akibatnya molekul-molekul polimer umumnya  mempunyai massa molekul yang sangat besar. Sebagai contoh, polimer poli  (feniletena) mempunyai harga rata-rata massa molekul mendekati 300.000.  Hal ini yang menyebabkan polimer tinggi memperlihatkan sifat sangat  berbeda dari polimer bermassa molekul rendah, sekalipun susunan kedua  jenis polimer itu sama.
Klasifikasi
Senyawa-senyawa  polimer didapatkan dengan dua cara, yaitu yang berasal dari alam  (polimer alam) dan di polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer  sintetis).
Polimer yang sudah ada dialam (polimer alam), seperti :
1.  Amilum dalam beras, jagung dan kentang
2.  Selulosa dalam kayu
3.  Protein terdapat dalam daging
4.  Karet alam diperoleh dari getah atau lateks pohon karet
Karet  alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon, yaitu  2-metil-1,3-butadiena (isoprena). Ada juga polimer yang dibuat dari  bahan baku kimia disebut  polimer sintetis seperti polyetena,  polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan  polimer  ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk  rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Reaksi Polimerisasi
Reaksi  polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)  yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi,  yaitu :  polimerisasi adisi danpolimerisasi kondensasi.
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi  ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh (ikatan  rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap  (reaksi adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan jenuh.
Mekanisme reaksi :
Contoh :
Pembentukan  Polietena (sintesis)
Polietena merupakan plastik yang dibuat secara sintesis dari monomer etena (C2H4) menurut reaksi adisi berikut :
Pembentukan Poli-isoprena (alami)
Poli-isoprena  merupakan karet alam dengan monomer 2-metil-1,3 butadiena. Reaksi yang  terjadi dengan membuka salah satu ikatan rangkap dan ikatan rangkap yang  lainnya berpindah
menurut reaksi adisi :
Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentukannya
Ditulis oleh Utiya Azizah pada 18-04-2009
Apakah Anda pernah berpikir mengenai banyaknya perbedaan dari jenis-jenis polimer yang dibentuk? Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar.
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisidan polimerisasi kondensasi.  Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada  strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti  monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung  atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama  berlangsungnya proses polimerisasi.
Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar 7 yang  menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan rangkap dua,  sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.
 
 
 
 Gambar 7. Monomer  etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan  sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron  ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk  membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini,  monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung,  satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang.  Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua  atom dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer  yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan  ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk  ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu film plastik yang tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.


Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam  reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme  polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
 
 Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena
a)  Inisiasi,  untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi  molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita  nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan  molekul monomer dinyatakan dengan  CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat  digambarkan sebagai berikut:

b)   Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi


c)   Terminasi,  dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh  dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2 – CH2 + R  � CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan  radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat  molekul tinggi R-(CH2)n-CH2° + °CH2-(CH2)n-R’ �  R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari  polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
- Polivinil klorida
n CH2 = CHCl   →   [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
- Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN →  [ - CH2 - CHCN - ]n
- Polistirena

Polimer Kondensasi
Polimer  kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang  sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi  kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O,  NH3, atau HCl.
Di  dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer  bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap  ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu  molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi  semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga  dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut.  Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam  polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer  bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk  membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis  nilon ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Kondensasi  terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam  adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama  menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini,  ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut  nylon 66.

Gambar 10. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh  lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat  keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet,  pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Monomer  yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah  monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH;  dan NH3.


























0 komentar: